A. Sekilas tentang
Dunia Islam pada Masa Modern
Masa pembaharuan (modern)
bagi dunia Islam adalah masa yang dimulai dan tahun 1800 M sampai sekarang.
Masa pembaharuan ditandai dengan adanya kesadaran umat Islam terhadap kelemahan
dirinya dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang,
khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada masa pembaharuan
ini, telah muncul tokoh tokoh pembaharu dan pemikir Islam di berbagai negara
Islam. Pada
awal masa pembaharuan, kondisi dunia Islam, secara politis berada dibawah
penetrasi kolonialisme. Baru pada pertengahan abad ke-20 M, dunia Islam bangkit
memerdekakan negaranya dan penjajahan bangsa Barat (Eropa).
Di antara negara-negara
Islam atau negara-negara berpenduduk mayoritas umat Islam, yang memerdekakan
dirinya dari penjajahan, seperti :
v
Indonesia,
memperoleh kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
v
Pakistan pada tanggal 15
Agustus 1947.
v
Mesir secara formal
memperoleh kemerdekaan dari Inggris tahun 1922 M. Namun, bangsa Mesir baru
merasa benar-benar merdeka pada tanggal 23 Juli 1952, yakni setelah Jamal Abdul
Nasir menjadi penguasa, karena dapat menggulingkan Raja Faruq yang dalam masa
pemerintahannya pengaruh Inggris sangat besar.
v
Irak merdeka secara
formal dari penjajah Inggris tahun 1932 M, tetapi sebenarnya baru benar-benar
merdeka tahun 1958 M.
v
Syria dan Libanon,
merdeka dari penjajah Prancis tahun 1946 M.
v
Beberapa negara di Afrika
merdeka dari penjajah Prancis, seperti Lybia tahun 1951 M, Sudan dan Maroko
tahun 1956 M, dan Aijazair tahun 1962 M.
v
Di Asia Tenggara,
negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam, yang merdeka dari penjajah
Inggris adalah Malaysia tahun 1957 M dan Brunei Darussalam tahun 1984 M.
v
Di Asia Tengah,
negara-negara yang merdeka dari Uni Soviet tahun 1992 M adalah Uzbekistan,
Kirghistan, Kazakhtan, Tajikistan, dan Azerbaijan sedangkan Bosnia merdeka dari
penjajah Yogoslavia juga tahun 1992 M.
Setelah negara-negara
yang berpenduduk mayoritas umat Islam tersebut memperoleh kemerdekaan, maka
umat Islam bersama-sama dengan pemerintah negaranya melakukan usaha-usaha
pembangunan dalam berbagai bidang, demi terwujudnya masyarakat bangsa yang adil
dan makmur di bawah naungan rida Allah SWT.
B.
Pembaharuan di dunia Islam
Pemikiran
pembaharuan atau modernisasi dalam Islam timbul terutama sebagai hasil
kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak itu,
umat Islam abad XIX sadar bahwa mereka telah mengalami kemunduran
diperbandingan dengan Barat. Sebelum periode modern, kontak sebenarnya sudah
ada, terlebih antara Kerajaan Usmani yang mempunyai daerah kekuasaan di daratan
Eropa dengan beberapa negara Barat.
Pembaharuan
yang diusahakan pemuka-pemuka Usmani abad kedelapan belas tidak ada artinya.
Usaha dilanjutkan di abad kesembilan belas dan inilah kemudian yang membawa
kepada perubahan besar di Turki. Seoarang terpelajar Islam memberikan gambaran
pada abad kesembilan belas, Ia mengatakan betapa terbelakangnya umat Islam
ketika itu.
Kontak dengan kebudayaan
Barat yang lebih tinggi ini ditambah dengan cepatnya kekuatan Mesir dapat
dipatahkan oleh Napoleon, membuka mata pemuka-pemuka Islam Mesir untuk
mengadakan pembaharuan. Dimana usaha pembaharuan dimulai oleh Muhammad Ali
Pasya (1765-1848 M) seorang perwira Turki.
Hal ini dilakukan karena
betapa pun hebatnya paham-paham yang dihasilkan para ulama atau pakar di zaman
lampau itu tetap ada kekurangannya dan selalu dipengaruhi oleh kecenderungan,
pengetahuan, situasi sosial, dan lain sebagainya. Paham-paham tersebut untuk di
masa sekarang mungkin masih banyak yang relevan dan masih dapat digunakan,
tetapi mungkin sudah banyak yang tidak sesuai lagi.
Selain itu pembaharuan
dalam islam dapat pula berarti mengubah keadaan umat agar mengikuti ajaran yang
terdapat di dalam Al-Qur’an & Al-Sunnah. Hal ini perlu dilakukan karena
terjadi kesenjangan antara yang dikehendaki Al-Qur’an dengan kenyataan yang
terjadi di masyarakat. Dengan demikian, maka pembaharuan islam mengandung
maksud mengembalikan sikap dan pandangan hidup umat agar sejalan dengan
petunjuk Al-Qur’an & Al-Sunnah.
Latar belakang
munculnya pembaharuan pada islam
Dalam usaha pembaruan ala
barat (sekulerisme), usaha pembaruan malah menjadi usaha pendangkalan dan
pemusnahan ajaran Islam. Sedangkan pembaruan dimaksud Islam adalah kembali
kepada ajaran Islam yang murni dengan tetap menjaga esensi dan karakteristik
ajaran Islam.
Periode modern (1800 M
dan seterusnya) adalah zaman kebangkitan bagi umat islam. Ketika mesir jatuh
ketangan barat (Perancis) serentak mengagetkan sekaligus mengingatkan umat
islam bahwa ada peradaban yang maju di barat sana (eropa) dan merupakan ancaman
bagi islam. Sehingga menimbulkan keharusan bagi raja-raja islam dan
pemuka-pemuka islam itu untuk melakukan pembaharuan dalam islam.
Dalam kenyataanya (ironis
memang) selain radiasi modernisasi yang kuat dari luar, kekeroposan di
dalam islam sendiri juga terjadi. Mengakibatkan gerakan-gerakan perlunya
pembaharuan dalam islam. Namun, dalam perjalanannya di dalam islam terjadi perbedaan
pandangan tentang bagaimana menyikapi dan menindaklanjuti pembaharuan dan atau
modernisasi dalam islam.
Hal sedemikian itu
menyebabkan munculnya istilah kaum medernis dan kaum tradisionalis. Basis Islam
tradisional dan legitimasi masyarakat kaum Muslim perlahan-lahan berubah
sejalan dengan makin disekularkannya ideologi, hukum dan lembaga-lembaga
negara. Secara kasat mata terjadi dua sudut pandang yang berbeda, lambat laun
terlihat adanya benang merah yang bisa ditarik (muncul titik temu) dari dua
pandangan tersebut yang bisa ditarik (tentunya masih menyisakan pandangan yang
berbeda pula),Yaitu, yang dimaksud dengan pembaharuan dalam islam, bukan
mengubah Al-quran dan Al-hadis, tetapi justru kembali kepada Al-quran dan
Al-hadis, sebagai sumber ajaran islam yang utama. Dengan pengamalan-pengamalan
yang murni tanpa terkontaminasi paham-paham yang bertentangan dengan Al-quran
dan Al-hadis itu sendiri.
Tokoh-tokoh
pembaharu
Adapun tokoh-tokoh gerakan pembaharuan dalam Islam adalah
:
Mesir :
1. Muhammad Ali Pasya dengan
usahanya menterjemahkan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab.
2. Al-Tahtawi yang
berpendapat bahwa penterjemahan buku-buku Barat ke dalam bahasa Arab penting,
agar umat Islam dapat mengetahui ilmu-ilmu yang membawa kemajuan Barat. Dia
juga aktif mengarang dan menerbitkan surat kabar resmi " الوقا ئع
المصرية" dan
mendirikan majallah "
روضة المدارس" yang
bertujuan memajukan bahasa Arab dan menyebarkan ilmu-ilmu pengetahuan modern
kepada khalayak ramai. Dia berpendapat bahwa ulama harus mengetahui ilmu-ilmu
modern agar mereka dapat menyesuaikan syari’at dengan kebutuhan-kebutuhan
modern. Ini mengisyaratkan bahwa pintu ijtihad masih terbuka, tapi dia belum
berani mengatakan secara terang-terangan. Dia juga mencela paham fatalisme. Menurutnya,
disamping orang harus percaya pada qadha dan kadar Tuhan, ia harus berusaha
3. Jamaluddin Al Afghani dengan usahanya
mendirikan perkumpulan “Urwatul Wusqo” . Pemikirannya : Islam adalah
sesuai untuk semua bangsa, semua zaman dan semua keadaan.Pintu ijtihad masih terbuka, kemunduran Islam karena
meninggalkan ajaran Islam yang sebenarnya. Paham qadha dan kadar dirusak
oleh paham fatalisme yang membawa umat Islam pada keadaan statis,
lemahnya rasa persaudaraan umat Islam.
4. Muhammad Abduh dengan pemikirannya bahwa,
kemunduran-kemunduran disebabkan oleh paham jumud di kalangan umat
Islam yaitu keadaan membeku, statis, tidak ada perubahan, dan juga masuknya
bid’ah dalam Islam yang membuat umat Islam lupa akan ajaran Islam yang
sebenarnya, pintu ijtihad perlu dibuka kembali, memerangi taklid, merubah cara
pandang/faham jumud/fatalisme menjadi faham dinamika (kebebasan manusia dalam
kemauan dan perbuatan).
5. Rasyid Ridha dengan usahanya menerbitkan majalah
“ Al Manar” yang bertujuan mengadakan pembaharuan dalam bidang
agama, sosial dan ekonomi, memberantas takhayul, bid’ah, menghilangkan paham
fatalisme. Pemikirannya bahwa umat Islam mundur sebab tidak mengamalkan ajaran
yang sebenarnya. Perlu dihidupkan paham jihad, persatuan umat Islam, ijtihad.
Turki:
1. Sultan Mahmud
II dengan mengadakan perubahan : dalam organisasi pemerintahan, bidang
pendidikan antara lain menambahkan pengetahuan umum ke dalam kurikulum
madrasah, mendirikan sekolah militer, sekolah teknik, kedokteran dan sekolah
pembedahan, mengirim siswa-siswa ke Eropa.
2. Tanzimat yaitu
pembaharuan sebagai lanjutan dari usaha-usaha sultan Mahmud II,
dengan tokohnya Mustafa Rasyid Pasya.
3. Usmani muda yaitu
golongan intelegensia kerajaan Usmani yang banyak menentang kekuasaan absolut
Sultan, dengan tokohnya Ziya Pasya.
4. Turki muda
5. Mustafa Kemal Pasya dengan ide westernisme,
sekularisasi, nasionalisme.
India-Pakistan :
1. Gerakan mujahidin dengan
tokohnya sayyid Ahmad Syahid dengan pemikirannya : bahwa umat Islam India
mundur karena agama yang mereka anut tidak lagi murni, tetapi bercampur dengan
faham dari Persia dan India, Animisme dan adat istiadat Hindu. Yang boleh
disembah hanya Tuhan tanpa perantara dan tanpa upacara yang berlebihan, tidak
boleh memberikan sifat yang berlebihan pada makhluk, sunnah yang diterima
hanyalah sunnah Nabi dan sunnah Khalifah yang empat, dan larangan bid’ah,
menentang taklid.
2. Sayyid Ahmad
Khan dengan pandangan bahwa umat Islam India mundur karena mereka tidak
mengikuti perkembangan zaman, harus menghargai kekuatan akal, menentang paham
fatalisme, menolak taklid, pendidikan merupakan satu-satunya jalan bagi umat
Islam India untuk mencapai kemajuan.
3. Gerakan Aligarh, Sayyid Amir Ali. Muhammad Iqbal, Muhammad Ali Jinnah, Abul Kalam Azad, dll.
Indonesia :
Salah
satunya adalah Muhammadiyah, dengan pemimpinnya KH. Ahmad Dahlan
Landasan teologis
gerakan pembaharuan
1. Pemurnian ajaran Islam
dari syirik takhayul, bid’ah, khurafat, animisme, kembali pada Al Qur’an dan
Hadits.
2. Menghargai akal.
3. Pembukaan ijtihad.
4. Menolak taklid.
5. Persatuan umat islam / ukhuwah islamiyah.
6. Penolakan paham
fatalisme.
C.
Perkembangan Islam
pada masa modern
Masa moderen dalam sejarah islam di
katagorikan bermula dari tahun 1800 M dan berlangsung pada masa sekarang yang
di tandai dengan gerakan pembaruan dalam berbagai bidang. Saat islam mengalami
kemunduran, bangsa Eropa justru mengalami kemajuan luar biasa dalam lapangan
kebudayaan, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi, Oleh karena itu, pada
periode ini kondisi dunia islam berada di bawah pengaruh kolonialisme dan
imperialisme Eropa tersebut.
Dalam perjalanan sejarah, baru pada
pertengahan abad 20M, dunia islam bangkit memerdekakan negrinya dari
penjajahan. Periode ini memang merupakan zaman kebangkitan kembali islam
setelah mengalami kemundururan di periode pertengahan. Adapun inspirasi
kebangkitan di mulai pada saat Napoleon Bonaparte menduduki Mesir di tahun
1798M. Meskipun penduduk tersebut tidak berlangsung lama, tetapi hal itu
meninggalkan kesan yang mendalam pada diri umat islam tentang kemajuan Eropa
dan ketertinggalan peradaban kaum muslim. Kesadaran ino lah yang kemudian
berubah menjadi berubah menjadi sebuah upaya dan agenda besar umat islam di
abad moderen ini guna melakukan pembaruan dan modernisasi.
A.
Perkembangan Agama,
Politik, Ekonomi
1.
Perkembangan Agama
Masa moderen ini memberi landasan intelektual bagi pembaruan
di berbagai bidang, termasuk dalam bidang Agama. Dalam istilah Arab, pembaruan
di kenal dengan nama Tajdid. Adapun secara istilah, Tajdid di formulasikan
sebagai upaya dan aktivitas untuk mengubah kehidupan umat islamdari keadaan
yang sedang berlangsung kepada keadaan yang hendak di wujudkan demi upaya
kesejahteraan, baik di dunia maupun di akhirat, di kehendaki oleh islam. Kata
pembaharuan islam mempunyai makna”modernisasi”, yaitu ajaran islam yang
bersifat relatif dan terbuka untuk perubahan serta pembaruan.
Islam adalah agama yang memberi kebebasan kepa umatnya untuk
mengekspresikan diri asalkan sesuai dengan kaidah ajaran islam Dan sejalan
dengan tujuan penciptanya, yakni untuk beribadah kepada Allah SWT. Perjalanan
sejarah umat islam telah membuktikan bahwa setiap saat ada umat yang senantiasa
berposisi sebagai pemberi motivasi atau pembaru bagi masyarakat.
Salah satu pelopor pembaru dalam dunia islam Arab adalah satu
aliran yang bernama Wahabiah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornyo
adalah Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787M) yang berasal dari Nejed, Saudi
Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oleh Muhammad bin Abdul Wahab adalah upaya
untuk memperbaiki kedudukan umat islam dan merupakan reaksi terhadap paham
tauhid yang terdapat di kalangan umat islam saat itu. Paham tauhid mereka telah
tercampur aduk oleh ajaran tarikan yang sejak abad ke-13 tersebar luas di
dunia.
Di setiap negara islam yang dikunjunginya, Muhammad bin Abdul
Wahab melihat makam syekh tarika yang bertebaran. Setiap kota, ke makam itu lah
umat islam pergi dan meminta pertolongan dari syekh, syekeh atau wali yang
telah meninggal dunia di pandang orang yang berkuasa. Perbuatan ini merupakan
paham Wahabiah termasuk syirik karena permohonan tersebut tidak di
paham lagi dipanjatan kepada Allha SWT.
Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad bin
Abdul Wahab memutuskan perhatiannya pada persoalan ini. Ia memiliki pokok
pemikiran sebagai berikut.
a.
Yang
harus di sembah hanyalah Allah SWT. Dan orang yang menyembah selain dari-Nya
telah diinyatakan musyrik.
b.
Kebanyakan orang islam bukan lagi penganut paham
tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukann lagi kepada
Allah, melainkan dari syekeh. Orang islam yang berperilaku demikian dinyatakan
musyrik
c.
Menyebut nama nabi,syekeh,atau
malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan sebagai syirik.
d.
Meminta syafaat selain kepada Allah adalah juga
merupakan syirik
e.
Benazar kepada selain dari Allah juga perbuatan
syirik
f.
Memperoleh pengetahuan selain Al Quran,
hadis, dan kias merupakan ke kufuran
g.
Tidak percaya kepada kada dan kadar Allah
merupakan kekufuran
h.
Menafsirkan Al Quran dengan takwil atau
interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.
Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam
yang banyak dikunjungi dengan tujuan mencari syafaat, keberuntungan, dan
lain-lain sehingga membawa kepada paham syirik. Pemikiran-pemikiran Muhammad
bin Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaruan
di abad ke-19 adalah sebagai berikut :
a.
Hanya Al Qurandan hadis yang merupakan sumber
asli ajaran-ajaran islam. Pendapat ulama bukanlah merupakan sumber.
b.
Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
c.
Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak
tertutup.
Muhammad bin Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif
berusaha mewujudkan pemikirannya. Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab juga di
kembangkan di indonesia yang awalnya di bawa oleh haji asal minangkabau, yaitu
Haji Miskin, Haji Piobang, Haji Sumanik
2.
Perkembangan Politik
Terdapat dua agenda pemburuan dalam
masyarakat islam tentang perkembangan politik yaitu:
1.
Persoalan Internasional Politik Islam
Jamaluddin AL Afgani merupakan tokoh utama penggagas
internasionalisme. Islam secara politik. Menurut Al Afgani, umat islam harus
menyatukan barisan dan kekuatannya dalam satu bentuk Pan-Islamisme. Halini
menjadi sangat penting untuk membentengi diri umat Islam dari dominasi
penjajahan Barat. Konsep nasionalisme, yang membuat umat islam terpecah-pecah
dan terkotak-kotak dalam sekian banyak notion-state, tidak akan konduktif dan
tidak dapat diharapkan untuk menghadapi dominasi Barat tersebut.
2.
Persoalan Hubungan Agama dengan Konsep Negara
dalam Islam
Respon umat islam terhadap masalah ini muncul dalam tiga
bentuk, respon kalangan modermis, revivalis, dan sekularis. Menurut kalangan
revivalis, bentuk negara islam harus di kembalikan ke dalam bentuk pengalaman
awal sejarah umat islam . Menurut tokohnyo, Abul A’la Al Mududin, kedalutan
tertinggi dalam islam adalah Tuhan,Oleh karena itu, Al Quran haruslah menjadi
konstituti dasar suatu negara islam.
Bagi kalangan Modernis, Bentuk Negara islam di serahkan
sepenuhnya kepada kebutuhan zamannya masing-masing, Yang terpenting adalah
bahawa pengelolahan politiknya harus mempunyai landasan etik Islam yang kuat.
Yang paling kontrovesial adalah kalangan sekularis.
Berawal dengan menjelaskan sifat kepemimpinan Nabi, Ali Abdurraziq sampai pada
kesimpulan bahwa islam tidak mengatur masalah –masalah kenegaraan, tidak
memerintahkan, dan juga tidak melarangnya. Hal ini tampak dalam kepemimpinan
Nabi yang murni bersifat keagamaan. Muhammad dalam pandangan Ali Abdurraziq,
menyerahkan sepenuhnya masalah kenegaraan kepada umat islam secara rasional dan
berdasarkan pengalaman historisnya masing-masing untuk mengatur, mengelola, dan
memformat negaranya.
3. Perkembangan
Ekonomi
Perekonomian penduduk yang merupakan syarat utama bagi
kelangsungan hidup dan hal ini disadari oleh Kerajaan Usmani sebagai negara
yang mengalami awal masa pembaruan. Maka dalam hal perekonomian, Kerajaan
Usmani melakukan hal-hal berikut:
a.
Pada periode pertama, Usmani bertujuan menguasai
beberapa jalur perdagangan dan beberapa sumner produktif.
b.
Berbagai produk dari Irian, Teluk Persia,
dan, Laut Merah membantu dalam menjadikan Usmani sebagai pusat perdagangan
yang makmur.
c.
Beberapa rute haji mengantar warga dari berbagai
wilayah Kerajaan Usmani ke Mekah dan Madinah. Mekah merupakan sebuah kota pusat
perdagangan rempah-rempah, mutiara, lada, dan kopi.
d.
Penyediaan sarana kendaraan haji di Damaskus,
Koiro, dan Bagdad menjadi kegiatan bisnis yang penting.
e.
Dalam rentangan abad 15 dan 16, Basrah menjadi
pusat perdagangan terbesar di Anotolia serta berbagai dermaga terbesar dalam
pertukaran barang –barang.
f.
Kota Istambul di bangun dengan merekontruksi
beberapa institusi publik seperti sekolah, rumah sakit, tempat pemandian umum,
dan tempat pengapdian.
g.
Pada abad 17 dan 18, berlangsung perubahan
situasi yang sangat menonjol dalam sistem kerajaan Usmani, artinya terjadi pula
pecahnya peperangan yang berkepanjangan antara petinggi pusat dan petinggi
lokal untuk memperebutkan kekuasaan terhadap pendapatan atas pajak produksi
penduduk.
B.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Beberapa tokoh yang terkenal dalam
dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran islam tersebut antara lain sebagai
berikut:
1.
Jamaluddin Al Afgani (Iran Turki 9 Maret 1897)
Salah satu sumbangan terpenting di dunia islam diberikan oleh Sayid
Jamaluddin Al Afgani. Gagasan mengilhami kaum muslim di turki, iran, mesir, dan
india.
2.
Muhammad Abduh (Mesir 1849-1905) dan Muhammad
Rasyid Rida
Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan
terkesan dengan pengalaman mereka di sana. Rasyid Rida mendapat pendidikan
islam tradisional dan mengguasai bangsa asing
3.
Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)
Toha Husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung
gagasan Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan seseorang pendukung modernisme yang
gigih.
4.
Sayid Qutub (Mesir 1906-1966)dan Yusuf Al
Qardawi
Al Qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika
modernisasi yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan
pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta peneratan teknologinya, maka
Islam tidak menolaknya, bahkan mendukungnya.
5.
Sir Sayid Ahmad Khan (India 1817-1898)
Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi
masyarakat muslim. Seprti halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk
meraih ilmu pengetahuan moderen. Akan tetapi, berbeda dengan Al afgani, ia
melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
moderen.
6.
Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)
Generasi awal abad ke-2 adalah Sir Muhammad Iqbal yang merupakan salah
seorang muslim pertama dfi anak benua india yang sempat mendalami pemikiran
Barat moderen dan mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak tradisional
intelektual islam.
C.Perkembangan
Seni dan Budaya
Hal yang dapat di pelajari di
berbagai negara islam atau negra yang berpenduduk mayoritas umat islam adalah:
1.
Arsitektur
Arsitektur ada yang berfungsi melayani keagamaan, seperti
masjid, makam, madrasa dan adapula yang berfungsi melayani kepentingan
sekunder, seperti istana, benteng, jalan-jalan raya, karava serai.Di bidang
perhotelan telah di bangun hotel-hotel mewah bertaraf internasional antara lain
:
Masjidil Haram artinya masjid
yang di hormati atau dimuliakan. M asjid ini berbentuk empat persegi terletak
di tengah-tengah kota mekah, Masjid ini merupakan masjid tertua di dunia.
Masjid Nabawi adalah
Masjid yang megah dan indah serta sangat luas.Masjid Nabawi bertahmbah megah
dan indah dengan adanya sepuluh buah manara yang menjulang tinggi, 95 buah
pintu yang lebar dan indah, dan juga kubah masjid yang dapat terbuka dan
tertutup.
Sekarang ini Tehera merupakan
salah satu kota terbesar di Asia. Bangunan asitektur peninggalan Dinasti
Qatar yaitu:
v
Istana Niavarand, tempat kediaman Syah Muhammad
Reza Pahlepi dan keluarganya
v
Pengkuburan Behesyyti Zahara, Pekuburan ini
tempat dimakamkah puluhan ribu pahlawan Revolusi islam.
2.Sastra
Pada masa pembaharuan telah
bermunculan para sastrawan yang berkarya sastranya bersifat islami di berbagai
negara, misalnya:
1. Seorang
sastrawan dan pemikir besar, menjelang abad ke-20 telah lahir di Pskitan
(1877-1938)yang bernama Muhammad Iqbal, ia telah mengungkapakan filsafat
tentang puisi menggunakan bahasa Urdu dan Persi.
2. Mustafa
Lutfi Al-Manfaluti (1876-1926) seorang sastrawan dan ulama Al Azhar
3. Dr.
Muhammad Husain Haekal (1888-1956) pengarang yang telah menulis Hayatu
Muhammmad
4. Jamil
Sidiq Az-Zahawi (1863-1936)seorang perintis sajak moderen dan seorang penyair
tua
5. Abdus
Salam Al-Ujaili (Lahir 1918)Seorang sastrawan di Suriah dan juga seorang dokter
medis
6. Aisyah
Abdurrahman seorang dokter dalam sastra klasik
3.Kaligrafi
Kata Kaligrafi berasal dari Bahasa
Yunani: Kaligrafiaatau kaligraphos. Kallos berarti
indah gropho berarti tulisan.jadi kaligrafi berarti indah yang
mempunyai nilai estetis.
Perhatian umat islam indonesia
terhadap seni kaligrafi cukup bagus. Hal ini ini di tandai antara lain:
1. Diadakan
pameran lukisan kaligrafi nasional
2. Di
selengarakannya Mussabaqah khaaf indah Al-Quran dalam setiap MTQ.
D. Hikmah
Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Modern
1.
Sejarah dikemukakan dalam Al Qur’an
sebagai kisah atau peristiwa yang dialamiumat manusia di masa lalu. Orang yang
tidak mau mengambil hikmah dari sejarah mendapat kecaman karena mereka tidak
mendapat pelajaran apapun dari kisah dalamAl Qur’an. Melalui sejarah, kita
dapat mencari upaya antisipasi agar kekeliruan yangmengakibatkan kegagalan di
masa lalu tidak terulang di masa yang akan datang.
2.
Pelajaran yang dapat diambil dari
sejarah dapat menjadi pilihan ketika mengambil sikap. Bagi orang yang mengambil
jalan sesuai dengan ajaran dan petunjuk Nya,orang tersebut akan mendapat
keselamatan.
3.
Pembaruan akan memberi manfaat berupa
inspirasi unutk mengadakan perubahan-perubahan sehingga suatu pekerjaan akan
menajdi lebih efektif dan efisien.
4.
Dalam sejarah, dikemukakan pula
masalah sosial dan politik yang terdapat di kalanganbangsa-bangsa terdahulu.
Semua itu agar menjadi perhatian dan menjadi pelajaranketika menghadapi
permasalahan yang mungkin akan terjadi.
5.
Pembaruan mempunyai pengaruh besar
pada setiap pemerintahan. Sebagai contoh,pada zaman Sultan Mahmud II sadar
bahwa pendidikan madrasah tradisional tidak sesuai lagi dengan tuntutan
zaman abad ke-19. oleh karena itu, dibuatlah pembaruan-pembaruan di bidang
pendidikan yang memasukkan unsur ilmu pengetahuan umumke dalam sistem
pendidikan negara tersebut.
6.
Corak atau bentuk negara dianggap
kalangan tertentu bukan persoalan agama, tetapipersoalan duniawi sehingga hal
tersebut diserhakan kepada manusia untuk menentukannya. Hal seperti ini
dilakukan oleh Mustafa Kemal Pasya dalam menghapus sistem kekhilafan dari
kerajaan Usmani.
E.
Pengaruh gerakan modernisasi islam terhadap perkembangan
islam di Indonesia
1.
Bidang Akidah : gerakan ini berusaha
melakukan pembaruan karena banyak paham yg tidak sesuai dgn ajaran Islam,
antara lain paham fatalisme, masuknya budaya syirik, takhayul, bidah, dan
khurafatkedalam ajaran Islam.
2.
Bidang Politik : Melakukan pembaruan
dgn tujuan membebaskanwilayah INA dari cengkraman penjajahan Belanda.
3.
Bidang Pendidikan : melakukan
pembaruan dgn cara melakukanperubahan kurikulum pendidikan dan memadukan
pendidikan modern.
4.
Bidang Ekonomi : melakukan pembaruan
dengan tujuan untuk menyaingi perdagangan orang-orang nonpribumi yang menguasai
ekonomi INA.
F.
Nilai Positif
Gerakan Modernisasi Islam
1.
NILAI PERSATUAN, mempunyai nilai dasar untuk menjalinpersatuandan kesatuan umat
Islam yang selama ini terpecah karenaperbedaan paham danaliran.
2.
NILAI SOLIDARITAS, mengandung nilai ukhuwah Islamiyahyaitupersaudaraan
berdasarkan rasa senasib seperjuangan untuk membelaIslamdalam suka dan duka.
3.
NILAI PEMBARUAN, nilai-nilai tajdid yang meliputi aspek agamayangbebas dari
takhayul, bidah, khurafat, aspek ekonomi, dan aspek politik.
4.
NILAI JIHAD, mengandung nilai perjuangan kerena ingin menemukankembali
ajaran Islam yg penuh dgn dinamika perjuangan.
5.
NILAI KEMERDEKAAN,mengandung nilai kemerdekaan terutama kemerdekaan berpikir